Post Views: 4,955
Globalisasi yang mengaburkan batas-batas jarak juga memudahkan terjadinya kontak bahasa antara satu penutur bahasa dengan bahasa lainnya. Penduduk Indonesia, yang tinggal sekitar 7.296 mil jauhnya dari Inggris Raya, ternyata terbiasa juga bercakap-cakap dalam bahasa Inggris. Tidak berlebihan jika mayoritas penduduk Indonesia adalah bilingual. Kalau tidak bahasa Indonesia dan bahasa daerahnya yang ia kuasai, sebagian besar penduduk Indonesia fasih berbahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
Dampak dari kontak bahasa dan kedwibahasaan yang seseorang miliki adalah terjadinya fenomena interferensi bahasa. Apa yang dimaksud dengan interferensi bahasa adalah “…terbawa masuknya unsur bahasa lain ke dalam bahasa yang sedang digunakan sehingga tampak adanya penyimpangan kaidah dari bahasa yang sedang digunakan itu” (Chaer, 2007:66).
Nah, salah satu contoh interferensi bahasa yang kerap kita temui, bahkan jangan-jangan sering kita lakukan adalah menggunakan kata di mana atau dimana tidak pada fungsinya. Penyimpangan penggunakan kata di mana terjadi ketika kita menggunakannya sebagai konjungsi, padahal dalam bahasa Indonesia kata ini berfungsi sebagai kata tanya atau kata yang merujuk ke tempat tak tentu. Perhatikan contoh berikut ini:
Bila diperhatikan baik-baik, manakah kalimat dengan penggunaan kata di mana yang tepat? Ya, jawabannya kalimat nomor 1 dan 2. Kalimat nomor 3 dan 4 menggunakan kata dimana sebagai kata penghubung yang memang umum digunakan, tetapi dalam bahasa Inggris ketika kita menggunakan kata which dan where.
Dalam bahasa Indonesia, kita tidak mengenal penggunaan kata dimana sebagai kata hubung. Jadi, jika ingin diperbaiki, kita dapat memperbaiki kalimat yang salah menjadi:
Nah, dari contoh di atas, kita dapat melihat bahwa, sering kali, penggunaan kata dimana sebagai konjungsi, bukan hanya tidak tepat, tetapi juga tidak dibutuhkan.
Kalimat yang Anda buat akan baik-baik saja tanpa konjungsi yang tak perlu atau akan menjadi lebih logis dengan menggunakan konjungsi yang tepat.