PRASETIYA MULYA PUBLISHING

[Spesial Bulan Bahasa] Keterampilan Berbahasa #2 Berbicara oleh Ivan Lanin

Prasetiya Mulya Publishing > Belanja > Category Pojok Bahasa > [Spesial Bulan Bahasa] Keterampilan Berbahasa #2 Berbicara oleh Ivan Lanin
Keterampilan Berbahasa-Berbicara oleh Ivan Lanin

Lancar Berbicara dengan Bahasa Nonverbal

Meski merupakan keterampilan berbahasa kedua yang dikuasai manusia setelah menyimak, berbicara masih sering menjadi masalah besar bagi banyak orang. Masalah itu, khususnya, terjadi ketika kita berbicara dalam suasana formal dan di depan publik (public speaking). Saya mengalami itu ketika beralih profesi dari pemrogram komputer menjadi konsultan manajemen pada akhir dasawarsa 2000-an.

Untungnya, saya berada di lingkungan yang tepat ketika itu. Orang-orang di sekitar saya, para konsultan, memberikan contoh cara berbicara yang luwes, baik ketika mengobrol santai secara pribadi maupun saat berdiskusi formal dalam rapat. Saya belajar dari mereka bahwa faktor atau bahasa nonverbal kadang justru lebih penting daripada bahasa verbal.

Faktor nonverbal yang sering luput dari perhatian saat berbicara mencakup sikap, ekspresi, dan gerak-gerik. Faktor-faktor tersebut melengkapi faktor verbal berupa suara, kata, dan kalimat sebagai sarana utama bahasa lisan.

Faktor Nonverbal

  1. Sikap yang tenang dan wajar merupakan kunci pertama keberhasilan berbicara. Sebagai patokan, kita dapat melihat sikap kita saat berbicara dengan orang yang dikenal dekat dan dalam suasana santai. Saya selalu membayangkan sedang berbicara dengan teman agar lebih santai dan tidak takut salah. Biasanya, kegelisahan saat berbicara muncul karena kita terlalu ingin sempurna.
  2. Ekspresi melambangkan perasaan hati dan dapat berpengaruh terhadap suasana. Pembicaraan yang menyenangkan dapat dimulai dengan bahasa primitif dan universal: senyum. Bahkan, ketika suasana hati kita tidak nyaman, senyum kerap dapat mengobatinya. Sebagai pelengkap ekspresi, lakukan kontak mata untuk menunjukkan perhatian kepada kawan bicara atau audiens. Energi positif dapat ditularkan melalui mata yang penuh dengan semangat.
  3. Gerak-gerik dapat memperjelas dan menekankan pesan. Kita dapat menganggukkan kepala, mengangkat bahu, memainkan jemari dan tangan, atau menggerakkan anggota tubuh lainnya sambil berbicara. Postur tubuh pun perlu diatur untuk menunjukkan sikap tertentu. Namun, seperti bumbu bagi makanan, pembubuhan gerak-gerik bagi pembicaraan pun tidak boleh berlebihan.

Faktor Verbal

  1. Suara atau bunyi bahasa yang tepat memudahkan pendengar memahami apa yang kita sampaikan. Sebelum berbicara di depan publik, biasakan untuk melenturkan alat ucap dengan membuka mulut lebar-lebar dan mengucapkan huruf atau kata. Gerakan alat ucap harus leluasa dan tidak tertahan agar pelafalan jelas. Selain itu, perhatikan tekanan, nada, tempo, dan jeda saat berbicara. Jangan berbicara dengan intonasi yang datar.
  2. Pilihan kata atau diksi dipengaruhi oleh situasi pembicaraan dan kekayaan kosakata. Untuk situasi, kita perlu memperhatikan audiens dan topik. Diksi pada pembicaraan dengan audiens yang sejajar dan topik yang santai akan berbeda dengan diksi pada pembicaraan dengan audiens yang dihormati dan topik yang serius. Untuk kosakata, perbendaharaan kata kita dapat ditingkatkan dengan banyak membaca.
  3. Faktor terakhir yang diperhatikan saat berbicara adalah perangkaian kalimat. Kalimat harus dapat menyampaikan pikiran atau perasaan kita dengan efektif. Kalimat yang efektif bersumber dari benak yang jernih dan terstruktur. Tenangkan dan tata pikiran dan perasaan kita sebelum berbicara. Hindari penggunaan kata pengisi (filler word)— seperti “ee”, “begitu”, atau “seperti itu”—yang dapat mengganggu penerimaan kawan bicara.

Pemahaman terhadap faktor verbal (suara, kata, dan kalimat) dan nonverbal (sikap, ekspresi, dan gerak-gerik) membuat kita dapat lancar berbicara sesuai dengan konteks. Keterampilan berbicara memastikan keefektifan penyampaian pesan dan menimbulkan citra positif di mata orang lain.

Seperti semua keterampilan lain, keterampilan berbicara perlu dilatih dan dipelihara.

Leave a Reply