Sebagai Seorang Desainer harus memperhatikan dua hal yaitu desain dan teknologi. Dimana saat ini kemajuan bisnis antara desain dan teknologi tidak dapat dipisahkan. Seperti dikutip Thomas J. Watson Jr, CEO perusahaan teknologi IBM mengatakan, “Good design is good business” (1973). Saat ini semakin banyak perusahaan berbasis teknologi kelas dunia yang menerapkan prinsip-prinsip desain. Sebut saja perusahaan dalam jajaran Fortune 500 seperti Apple, Google, Nike, Disney, dan IBM yang menjadikan desain aktivitas kunci dalam pengembangan produknya, serta sebagai filosofi dan pola pikir yang diterapkan dalam transformasi bisnis mereka.
Bagaimana dengan Indonesia? 3.55% angka rasio kewirausahaan Indonesia memang masih relatif rendah. Sebagai perbandingan, Rasio kewirausahaan Singapura atau persentase jumlah penduduk yang berprofesi sebagai wirausahawan berada di angka 8.76 %, sedangkan Malaysia 4,74%, dan Thailand 4,26%. Namun bicara potensi kewirausahaan, saat ini startup berbasis teknologi dan desain karya anak bangsa bertumbuh dengan pesat dan menjamur dalam berbagai bidang. Mulai dari e-commerce, transportasi, kesehatan, keuangan, hingga pendidikan, pertanian, dan pariwisata. Hal ini menunjukkan tren positif bagi sektor kewirausahaan dan teknologi tanah air di masa depan, serta peluang emas bagi mereka yang memiliki keterampilan dibidang bisnis, teknologi, dan desain. Apakah pendidikan desain sudah mampu menjawab tantangan dan peluang tersebut? Pengetahuan tentang designpreneurship atau bisnis berbasis desain saja, dirasa belum cukup untuk menghasilkan lulusan designpreneur yang relevan dengan perkembangan teknologi masa depan, Product Design Engineering (PDE) STEM Prasmul mengkombinasikan kurikulum yang mengasah pola pikir bisnis serta keterampilan desain dan pengetahuan teknologi mahasiswa. Sehingga, tidak hanya ahli dalam merancang produk yang baik, lulusan PDE mampu menerapkannya dalam pengembangan bisnis teknologi.
Keterampilan tersebut dilatih melalui sistem pembelajaran berbasis project yang progresif dan kolaboratif sejak tingkat awal perkuliahan. Misalnya melalui mata kuliah Desain Project 1 s/d 4, mahasiswa STEM Prasmul ditantang untuk menggali dan mendefinisikan masalah yang ada disekitarnya, dengan mengubah menjadi ide produk atau bisnis baru, serta mewujudkan menjadi sebuah produk nyata. Project tersebut juga melatih keterampilan mahasiswa STEM Prasmul untuk bekerja secara mandiri maupun dalam tim.
Hasil karya mahasiswa STEM Prasmul ditampilkan secara berkala pada pameran virtual PDE yang dapat diakses melalui (Link pameran virtual PDE). Beberapa contoh produk karya desain mahasiswa STEM Prasmul PDE adalah:
- Mata (oleh I Komang Candrika Kumara, PDE 2019)
Tas belanja Mata dirancang dengan sebuah kamera khusus untuk membantu penyandang tuna netra mengenali informasi dan harga pada barang yang hendak dibeli.