Menjawab Perubahan Zaman, Prasmul Usung Konsep Fundamental Resetting 

Universitas Prasetiya Mulya > Uncategorized @id > Menjawab Perubahan Zaman, Prasmul Usung Konsep Fundamental Resetting 

Dunia pendidikan menghadapi tantangan sangat serius dalam menghadapi derasnya perubahan di berbagai belahan dunia. 

Rektor Universitas Prasetiya Mulya, Prof. Dr. Djisman Simandjuntak mengemukakan konsep fundamental resetting dalam dunia pendidikan untuk menjawab tantangan perubahan ini. Konsep ini juga diangkat dalam perayaan ulang tahun Universitas Prasetiya Mulya ke 40 tahun yang jatuh pada 6 September dengan tema Embarking on Fundamental Resetting. “Konsep fundamental resetting adalah perubahan mendasar sebagai upaya menjawab tantangan perubahan zaman yang semakin pesat.”

Mulai dari perubahan iklim, perubahan demografi dengan kemunculan generasi penerus yang kian adaptif terhadap kemajuan teknologi, perubahan teknologi yang terus melaju kencang, hingga perubahan geopolitik dan ekonomi di mana kekuatan ekonomi global telah bergeser ke wilayah Asia.

“Melalui konsep fundamental resetting ini, Universitas Prasetiya Mulya, melalui pelayanan utamanya di bidang pendidikan, akan terus menggerakkan aneka kolaborasi berbasis keilmuan.”

Kolaborasi atau semangat gotong-royong merupakan budaya yang ada di lingkungan kampus sejak Universitas Prasetiya Mulya didirikan hingga berusia 40 tahun saat ini. Aneka kolaborasi itu bertujuan untuk menjadikan para sarjana lulusan Prasetiya Mulya memiliki kekuatan dalam keahlian bekerja sama, memiliki kemauan kuat, mentalitas pantang menyerah, serta perhatian terhadap detail (attention to details).

Salah satu bentuk perubahan yang telah dilakukan Prasetiya Mulya untuk terus menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman adalah dengan memperluas portofolio layanan ke bidang STEM, alias sains, teknologi, engineering (rekayasa), dan matematika terapan. “Alasan transformasi ini adalah munculnya peradaban dunia yang berlandaskan kepada bidang STEM yang kompleks dan kolaboratif.”

Saat ini, penguasaan bidang STEM mutlak diperlukan untuk menjadikan bangsa Indonesia mendapat tempat terhormat di dunia. “Di Universitas Prasetiya Mulya, melalui semangat kolaborasi, kami memadukan rumpun ilmu sosial dengan STEM sebagai prakarsa untuk memecahkan aneka persoalan kehidupan,” tambah Djisman yang juga menjabat sebagai Lead Co-Chair of Think 20 (T20), grup keterlibatan resmi G20. T20 bertanggung jawab untuk menghubungkan dan berkolaborasi dengan think tank regional dan internasional dan memberikan rekomendasi kebijakan berbasis penelitian kepada G20.