Strategi Sukses Entrepreneur Muda dalam Bisnis Era Digital

Universitas Prasetiya Mulya > Uncategorized @id > Strategi Sukses Entrepreneur Muda dalam Bisnis Era Digital
Strategi sukses entrepreneur muda menurut Prasmul dalam bisnis era digital

Era Internet of Things sudah ada di depan mata dalam dua dekade terakhir. Data yang dikumpulkan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menyatakan bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 215,63 juta orang selama periode 2022-2023. Ternyata mayoritas masyarakat tanah air sudah melek teknologi.

Kemudahan berselancar di dunia maya tentu jadi tantangan baru yang mewarnai iklim bisnis nasional maupun internasional. Generasi muda tak hanya hanya bisa memperoleh ilmu dari sekolah bisnis entrepreneur unggulan seperti UniversitasPrasetiya Mulya (Prasmul). Kehadiran beragam media pembelajaran digital jadi sarana ilmu baru yang mudah diakses.
Cita-cita menjadi entrepreneur muda yang sukses merintis bisnis bisa diwujudkan secara lancar bila sudah memahami beberapa strategi bisnis era digital berikut ini:

1. Pilih Jurusan Kuliah yang Tepat

Ilmu bisnis bisa didapat dari mana saja selain bangku kuliah. Namun, alangkah lebih baik jika pembelajaran bisnis dimulai dari jurusan kuliah yang tepat. Saat ini, metode pembelajaran hybrid seperti yang diterapkan Prasmul siap membantu mahasiswa beradaptasi dengan perkembangan dunia digital. Bekal yang cukup selama kuliah tentu pasti membuat mahasiswa makin sigap memilih dan memulai bisnis dengan strategi yang efektif.

2. Jalin Relasi Profesional Sebanyak Mungkin

Para mahasiswa tidak perlu menunda-nunda niat menjalin relasi profesional sejak masih menempuh pendidikan. Justru kesempatan emas tersebut harus dimanfaatkan supaya punya banyak relasi yang bermanfaat bagi perkembangan bisnis di masa depan.
Contohnya, mahasiswa patut menjalin hubungan baik dengan teman kuliah yang sudah mulai merintis bisnis atau aktif membangun komunitas dalam wadah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) sesuai minat.
Meskipun terkesan sederhana, relasi yang terjalin baik selama kuliah nyatanya bisa turut mensukseskan perjalanan bisnis bila dilandasi simbiosis mutualisme yang sehat. Berusahalah menguasai berbagai soft skill yang dibagikan para relasi untuk mendukung perencanaan bisnis, antara lain marketing, leadership, problem solving, ethics, dan networking.

3. Amati, Tiru, Modifikasi

Teknik Amati, Tiru, Modifikasi (ATM) memang terkesan sangat klasik dalam dunia bisnis. Kendati demikian, sebenarnya teknik tersebut sangat jitu untuk mendukung kesuksesan bisnis, termasuk bisnis di era digital.
Sekarang, semua orang punya lebih banyak kesempatan untuk mengamati kompetitor atau pemain bisnis di bidang lainnya secara praktis dengan dukungan internet. Strategi bisnis di zaman modern ini tentu jauh lebih mudah dibandingkan prinsip ATM yang dijalankan puluhan tahun lalu ketika internet belum eksis.
Luangkan waktu untuk mengamati mekanisme dan strategi bisnis lain, terutama pihak kompetitor. Selanjutnya, hasil pengamatan harus dimanfaatkan untuk melakukan evaluasi bisnis. Pertahankan kelebihan bisnis sekaligus perbaiki kekurangannya. Perbaikan berkesinambungan akan membuat bisnis semakin baik dari hari ke hari, bahkan tidak mustahil bisa mengungguli kompetitor.

4. Manfaatkan Media Sosial Secara Maksimal

Membahas soal bisnis era digital tentu tak lepas dari topik seputar media sosial. Saat ini, media sosial bisa diibaratkan sebagai ujung tombak kesuksesan bisnis di zaman modern. Mayoritas lini bisnis sudah memiliki akun media sosial, mulai dari UMKM, startup, hingga perusahaan korporat.
Jadi, jangan lupa memanfaatkan media sosial untuk mendukung aktivitas bisnis. Pemanfaatan media sosial bukan hanya bisa dijadikan media promosi, tetapi juga bisa menjadi fasilitas untuk membangun branding bisnis yang kuat. Hasilnya, bisnis akan semakin populer karena memiliki karakter unik dan mampu meraih perhatian warganet.

5. Berorientasi pada Tren dan Kebutuhan Pelanggan

Bisnis yang mampu bertahan adalah bisnis yang berorientasi pada tren dan kebutuhan pelanggan. Berbisnis bukan soal idealisme pribadi sang pemilik. Sebaliknya, pemilik bisnis harus berusaha memahami kebutuhan atau selera pelanggan serta tren yang sedang digandrungi.
Misalnya, pemilik bisnis mencoba membuat menu makanan pedas bila sedang merintis bisnis kafe karena banyak pelanggan yang menyukai rasa pedas. Pelanggan tentu akan merasa senang bila kebutuhan atau seleranya terpenuhi sehingga loyalitasnya terhadap bisnis tetap terjaga.

6. Pertahankan Nilai Bisnis dengan Baik

M. Setiawan Kusmulyono sebagai Program Manager S1 Business Universitas Prasetiya Mulya menyatakan bahwa nilai-nilai bisnis harus dipertahankan dengan baik di era digital. Transformasi era digital hanya bertindak sebagai media yang menyempurnakan proses bisnis. Jadi, pondasi bisnis wajib diperkuat dan nilai tambah terus ditingkatkan sesuai selera serta kebutuhan pelanggan.
M. Setiawan Kusmulyono juga menyatakan bahwa literasi digital penting untuk menjalankan bisnis di zaman modern. Beberapa hal sederhana seperti pengoperasian surat elektronik (email), transaksi e-commerce, dan protokol keamanan digital (username dan password) adalah standar literasi digital minimum yang harus dimiliki pebisnis.

Semua strategi tersebut patut disertai upaya membangun komitmen untuk memperkuat branding positif di mata pelanggan. Tak ada kata terlalu dini untuk mulai mempelajari bisnis sejak masih kuliah. Cita-cita jadi entrepreneur muda harus dibarengi dengan semangat belajar setiap saat supaya generasi muda dapat merealisasikan kesuksesan bisnis di era digital.