Universitas Prasetiya Mulya

Pusat Pengembangan Usaha Kecil

Universitas Prasetiya Mulya > Pusat Pengembangan Usaha Kecil

Kami percaya kepedulian terhadap masyarakat adalah salah satu kebutuhan penting seorang wirausahawan

Pusat Pengembangan Usaha Kecil (PPUK) merupakan lembaga terdepan dalam pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat yang berlandaskan kekuatannya pada ilmu bisnis praktis dan terapan, ilmu sosial, dan STEM untuk kemajuan dan kesejahteraan bangsa. Pusat Pengabdian kepada Masyarakat merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi seluruh kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh Universitas Prasetiya Mulya.

Department Contact Info

Bagian PPUK Universitas Prasetiya Mulya

Universitas Prasetiya Mulya BSD Campus- Gedung PMBS

(021) 304 50 500 ext. 2516 (Faizal Ahmad)
ppuk@pmbs.ac.id

Mon – Fri, 8:00A.M. – 5:00P.M.

 

PROGRAM KAMI

PROGRAM PUSAT PENGEMBANGAN USAHA KECIL

Program Pusat Pengembangan Usaha Kecil dilaksanakan sejalan dengan kompetensi kewirausahaan mahasiswa S1 Universitas Prasetiya Mulya. Melalui program ini, mahasiswa bersama mitra usahanya dari desa peruntukan mengembangkan usaha yang berasal dari desa yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. Mekanisme evaluasi antara mahasiswa dengan mitra usahanya dilakukan secara intensif.

LAYANAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

PPUK juga menyediakan layanan pemberdayaan masyarakat UKM seperti kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Badung – Bali, kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Tangerang melalui Program Ekspedisi UMKM Kecamatan Cisauk dan Pagedangan, seminar dan pelatihan kewirausahaan untuk UKM dan siswa sekolah, sertifikasi pangan (PIRT). Bagi UMKM , Klinik Pendaftaran Merek (HKI) bagi UMKM binaan, dan pemberdayaan ekonomi UMKM sekitar kampus melalui kegiatan Pekan Sosial.

AGEN PERUBAHAN DALAM PROGRAM PUSAT PENGEMBANGAN USAHA KECIL

Mahasiswa Berwirausaha: Comdev (Community Development) sebagai layanan konkret dari Universitas Prasetiya Mulya yang didedikasikan untuk pembangunan masyarakat.

Sebagai lembaga pendidikan yang terlibat dalam kewirausahaan, Universitas Prasetiya Mulya berkomitmen untuk memberikan layanan berkelanjutan bagi kegiatan kewirausahaan masyarakat. Sejalan dengan komitmen ini, Universitas Prasetiya Mulya mendidik mahasiswanya agar tidak hanya berorientasi pada keuntungan, tetapi juga menjadi wirausahawan yang bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan. Program Pengembangan Masyarakat (Comdev) merupakan perwujudan nyata dari dedikasi Universitas Prasetiya Mulya yang secara khusus ditujukan untuk masyarakat.

Sejak tahun 2007, proyek ini telah berkembang menjadi Proyek Pengembangan Masyarakat (KKN) dengan komitmen tinggi untuk berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat pedesaan. Sejauh ini, Comdev Universitas Prasetiya Mulya telah membina usaha kecil dan mikro (UKM) di pedesaan untuk dapat mengatasi berbagai masalah. Pada akhir program Comdev, diharapkan penduduk desa dapat menggunakan “kail dan mata kail” yang tepat untuk bisnis yang mereka jalankan, sehingga mereka dapat “mendapatkan hasil” secara optimal.

Pihak-pihak yang biasanya terlibat dalam program Comdev adalah: dosen (FM), mahasiswa (yang biasanya dibagi menjadi beberapa kelompok), dan pengusaha lokal. Universitas Prasetiya Mulya bertindak sebagai perantara antara mahasiswa dan masyarakat. Mahasiswa dan pengusaha lokal (juga dikenal sebagai mitra Comdev) adalah pemain kunci dalam fase implementasi.

Builders

Builder sebagai kelompok siswa berhubungan dengan dan menemani mitra Comdev dalam program, dan bahkan tinggal bersama mereka. Pembangun bertanggung jawab untuk meningkatkan kapasitas mitra mereka melalui pelaksanaan kegiatan bisnis.

Energizers

Peran energizer adalah untuk mengembangkan usaha kecil di desa dan meningkatkan upaya pemasaran mereka melalui penggunaan teknologi atau untuk mencapai skala yang lebih luas dan lebih besar di luar tingkat desa.

Explorers

Penjelajah bertanggung jawab untuk memperoleh informasi yang relevan tentang potensi atau daya tarik suatu daerah.

Enablers

Enabler adalah tim yang bertanggung jawab untuk memungkinkan koordinasi di luar tingkat desa. Mereka berkoordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan di tingkat desa dan memungkinkan mereka untuk bergabung sebagai satu identitas tingkat yang lebih tinggi (tingkat kecamatan).